Severity: Warning
Message: count(): Parameter must be an array or an object that implements Countable
Filename: controllers/home.php
Line Number: 229
Salah satu stage dalam Pelatihan BTCLS yaitu transportasi penderita gawat darurat
PARAKAN – Dalam upayanya untuk peningkatan mutu SDM, Puskesmas Parakan Kabupaten Temanggung baru-baru ini mengirimkan utusannya untuk mengikuti Pelatihan Basic Trauma and Cardiac Life Support (BTCLS) atau sering disebut juga dengan Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) yang diselenggarakan di Akper Ngesti Waluyo Parakan yang bekerja sama dengan Pusbankes 118 Persi Cabang DIY. Pelatihan ini dilaksanakan dalam 2 gelombang. Gelombang pertama tanggal 18 – 22 Juli 2018 yang diikuti 40 peserta dan tanggal 25 – 29 Juli 2018 yang diikuti oleh 80 peserta. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa tingkat akhir Akper Ngesti Waluyo Parakan dan Karyawan-Karyawati RS Ngesti Waluyo Parakan, Puskesmas Parakan, Puskesmas Jumo dan RS Ken Saras Semarang. Direktur Akper Ngesti Waluyo Parakan, Desak Putu Kristian, M.Kep, Ns, SpAn mengatakan kegiatan ini adalah kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan institusinya. “Pelatihan ini kami selenggarakan rutin dan bekerjasama dengan Pusbankes 118 Persi Cabang DIY dan diikuti oleh mahasiswa kami dan dibuka untuk peserta umum yang berminat,” ungkapnya.
Puskesmas Parakan Kabupaten Temanggung dalam kesempatan ini mengirimkan 2 orang perawat untuk mengikuti pelatihan tersebut. Diharapkan dengan meningkatnya skill perawat dalam penanganan gawat darurat akan semakin memberikan pelayanan prima bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Parakan. Dengan kekuatan 6 orang perawat, merupakan kekuatan potensial dalam rangka penanganan dan penanggulangan kegawatdaruratan yang terjadi. Penanganan pre-hospital atau bisa disebut dengan Bantuan Hidup Dasar sangat menentukan apakah penderita tersebut tertangani dengan baik sehingga tidak menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan. Pun demikian dengan penanganan di tempat rujukan, atau disebut dengan Bantuan Hidup Lanjut sama pentingnya, sehingga skill yang diperlukan harus selalu di-update dengan pelatihan per 5 tahun sekali.
Bukan hanya skill (psikomotor) saja yang diajarkan dalam pelatihan ini. Kognitif dan afektif juga menjadi tujuannya. Sehingga akan terbentuk pribadi yang kompeten, tanggap dan terampil dalam menangani kondisi emergency atau gawat darurat. Target kompetensi antara lain penguasaan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), Initial Assessment, penatalaksanaan pasien dengan gangguan nafas, henti jantung, membaca EKG secara cepat dan tepat, stabilisasi dan transportasi penderita, terapi elektrik dengan alat defibrillator, triase, resusitasi jantung paru dan aspek legal keperawatan dalam kegawatdaruratan. Juga diajarkan bagaimana cara menangani keadaan bencana alam dengan simulasi bencana dan penangannya.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan petugas juga dapat menyebarkan ilmunya ke masyarakat umum, karena kejadian kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja seperti di rumah, di tempat umum, di kantor, di sekolah. Dan penanganan pertama kali sangat menentukan keadaan penderita kedepannya. Sebagai rencana tindak lanjut dari pelatihan ini, akan disebarluaskan ke teman sejawat, masyarakat umum seperti para kader, pedagang yang ada disekitar Puskesmas, masyarakat kampung sekitar dan beberapa institusi lainnya. (damarpraswib01+)
Sesuai dengan jadwal vaksinasi dosis kedua pada Bapak dan Ibu Guru PAUD/TK di Wi
TEMANGGUNG- Puskesmas Parakan melaksanakan vaksinasi Covid19 dengan sasaran toko
Berdasarkan seleksi administrasi, uji komputer, uji kompetensi, dan wawancara pe