ALBENDAZOLE, OBAT EFEKTIF UNTUK KECACINGAN

Ditulis pada Sabtu, 06 Okt 2018 oleh: Puskesmas

Kegiatan pemantauan kesehatan bagi anak sekolah termasuk dalam upaya pencegahan kecacingan dan pembagian obat cacing Albendazole

PARAKAN – Hari Rabu Pon tanggal 5 September 2018 bertempat di Rumah Makan Kampung Sawah, Tawangsari, Temanggung, Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Bidang P2P menyelenggarakan kegiatan Advokasi dan Sosialisasi POPM (Pemberian Obat Pencegahan Massal) Kecacingan dengan nara sumber dari Dinas Propinsi Jawa Tengah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung.  Pada kesempatan ini diundang para petugas Pengelola Program Kecacingan dan Petugas UKS Puskesmas se-Kabupaten Temanggung.

Kepala Seksi P2PM Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Sri Hartati, SKM, MSi dalam sambutannya mengatakan bahwa selain kegiatan ini sebagai sarana refreshing ilmu bagi para petugas, pencegahan dan pengobatan kecacingan merupakan program yang strategis sesuai dengan kebijakan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia karena berhubungan erat dengan pencegahan STUNTING. Sasaran kegiatan ini adalah anak-anak dengan usia 1-12 tahun.

Nara sumber dari Dinas Propinsi Jawa Tengah yang pada kesempatan kali ini dihadiri oleh Asmuri, SKM, M.Kes menghadirkan topik pembicaraan Intervensi Holistik Integratif Penanggulangan Stunting di Propinsi Jawa Tengah. Bahwa sosialisasi kecacingan merupakan intervensi Stunting. Beliau mengungkapkan bahwa program ini merupakan program integrasi yaitu pembagian obat cacing berbarengan dengan pemberian Vitamin A yaitu Bulan Februari dan Agustus karena berdasarkan data, pemberian obat Vitamin A cakupannya memadai dan diharapkan dengan “mendompleng”, pembagian obat cacing juga akan memenuhi target yang diharapkan. Kegiatan integrasi lainnya adalah di Program UKS, yaitu pada saat penjaringan anak sekolah di sekolah-sekolah wilayah kerja Puskesmas.

Stunting, masih menurut Asmuri, SKM, M.Kes, adalah suatu keadaan dimana tinggi badan anak lebih pendek daripada tinggi badan orang lain pada umumnya. Atau dengan kata lain adalah anak yang tumbuhnya tidak maksimal. Keadaan ini dapat terjadi sejak dalam kandungan dan akan nampak pada usia 2 tahun. Hal ini tentu saja terjadi dari seorang ibu yang kurang asupan gizinya. Sehingga ibu hamil dengan anemia diharapkan untuk diperiksa kecacingan karena apabila ibu hamil tersebut menderita kecacingan maka besar kemungkinan akan menyebabkan anemia dan kurang gizi karena cacing menyerap asupan karbohidrat dan protein.

Dampak dari Stunting pada jangka pendek yaitu pada masa anak-anak, antara lain adalah selain perkembangan anak terhambat, juga ada penurunan fungsi kognitif atau kecerdasan. Dampak lainnya adalah penurunan fungsi kekebalan tubuh sehingga anak akan mudah terserang penyakit. Sedangkan jangka panjang yaitu pada masa dewasa, akan mengalami resiko penyakit degeneratif misalnya diabetes mellitus, hipertensi, obesitas. Dampak lainnya adalah postur tubuh tidak maksimal saat dewasa dan tentu saja penurunan produktifitas sehingga daya saing ekonomi akan lemah. Berdasarkan Riskesdas Tahun 2013, 37,2% terjadi Stunting pada balita di Indonesia.

Beberapa penyebab Stunting adalah asupan makanan yang kurang dalam waktu yang lama. Juga disebabkan karena pertumbuhan yang tidak baik dalam kandungan, tidak cukupnya protein dalam proporsi total asupan kalori, perubahan hormon yang dipicu oleh stress serta sering menderita infeksi diawal kehidupan misalnya kecacingan. Cara pencegahannya adalah antara lain dengan pemenuhan gizi ibu hamil (makanan dan zat gizi/FE), asi eksklusif, peningkatan akses air bersih dan fasilitas sanitasi, dan tentu saja rajin mengukur tinggi badan dan berat badan anak.

Kecacingan

Kecacingan adalah suatu keadaan dimana dalam perut seseorang terdapat cacing. Ini dapat diketahui misalnya dalam faeces atau kotoran orang tersebut terdapat telur cacingnya. Atau bahkan cacing tersebut keluar melalui mulut, hidung atau anus orang yang menderita kecacingan. Tanda dan gejalanya antara lain adalah perut buncit, badan kurus, rambut berwarna seperti rambut jagung, lemas dan cepat lelah serta pucat dan mata belekan. Cacing tersebut sangat mudah berkembang di negara yang beriklim tropis, seperti di Indonesia. Sedangkan faktor yang mempengaruhi adalah sosial ekonomi, iklim tropis, personal hygiene, dan kepadatan penduduk.

Jenis cacing yang dibahas disini adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Tricuris trichiura), dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale, Necator americanus). Dan tergolong dalam Soil Transmitted Helminthiasis (STH), suatu penyakit yang menyebar lewat tanah. Cacing gelang menyebabkan orang akan kehilangan karbohidrat dan protein sehingga menyebabkan orang tersebut menjadi kurus. Cacing cambuk dan cacing tambang menyebabkan anemia. Bahayanya pada anak adalah kurang gizi, kurang darah, pertumbuhan terganggu, dan daya tubuh rendah. Dan menurut penelitian WHO tahun 2005, satu ekor cacing menurunkan 3,75 poin IQ.

Pengendalian kecacingan adalah dengan pemberian obat cacing. Selain itu juga dengan ODF (Open Defecation Free) atau tidak buang air besar sembarangan. Obat cacing yang direkomendasikan adalah ALBENDAZOLE. Albendazole sangat efektif karena dapat membunuh cacing dewasa juga menghancurkan telur dan larva. Dosis obat tersebut adalah untuk anak umur 1-2 tahun sebanyak ½ tablet dosis tunggal (200 mg) dan untuk yang berumur lebih dari 2 tahun adalah 1 tablet (400 mg) dengan dosis tunggal. Alasan lain pemakaian Albendazole adalah obat ini berspektrum luas, aman dengan efek samping minimal, terjangkau dan tentu saja dosis tunggal dengan tidak memerlukan pengukuran berat badan bagi konsumen.

Mekanisme pemberian obat antara lain adalah sebelum minum obat harus makan dahulu untuk mengurangi mual, minum didepan petugas atau guru, pemberian obat cacing setelah anak diberikan Vitamin A. Pemberian obat ditunda apabila anak sedang demam dan sudah minum obat yang sama kurang dari 6 bulan. Apabila ditemukan anak dengan riwayat epilepsi dalam serangan, gizi buruk dan gangguan fungsi hati dan ginjal maka diperlukan konsultasi lebih lanjut. Diharapkan pengobatan massal dilakukan 2 kali setahun selama 5-6 tahun secara kontinyu. Seperti yang dijelaskan diatas, salah satu kegiatan integrasi adalah dengan Program UKS di SD/MI melalui program penjaringan anak sekolah. Dengan sasaran minimal 75% dari jumlah anak SD/MI dan pra sekolah. Perilaku yang diharapkan pada anak sekolah adalah PHBS dengan cuci tangan pakai sabun, memakai alas kaki, menggunting kuku, buang air besar tidak sembarangan, dan minum obat cacing.

Sri Hartati, SKM, MSi pada kesempatan kali ini juga memaparkan materi mengenai Patologi dan Epidemiologi. Beliau menyampaikan bahwa cacing gelang biasanya ada di rongga usus. Lingkaran kehidupan cacing tersebut adalah cacing bertelur di usus kemudian keluar melalui faeses. Selanjutnya apabila faeces tersebut berada di dalam tanah, maka telur cacing tersebut akan matang atau infektif. Sedangkan untuk cacing cambuk bisa menyebabkan anemia karena cacing tersebut menghisap darah. Juga cacing tersebut bisa menggigit atau melukai usus sehingga terjadi perdarahan usus yang merupakan salah satu penyebab infeksi maupun anemia. Sedangkan untuk cacing tambah siklus hidupnya adalah dari telur menjadi larva kemudian menembus kulit, masuk kedalam kapiler darah, menuju jantung, paru, bronchus, trachea, laring, usus halus. Disinggung juga mengenai cacing kremi yang bertelur di sekitar anus sehingga menyebabkan gatal. Dengan digaruk maka telur akan menempel di celana dalam, kasur bahkan lantai dan terjadilah penularan.

Diharapkan partisipasi dari masyarakat dalam rangka pencegahan dan pengobatan kecacingan ini. Kecacingan masuk dalam kategori neglected tropical disease atau penyakit tropikal terabaikan. Apabila kecacingan ini bisa teratasi maka akan sangat membantu dalam penanganan Stunting dan memberikan kesempatan anak-anak kita tumbuh dengan maksimal untuk melanjutkan pembangunan negara dan bangsa Indonesia. (damarpraswib01+)

Cetak: Kategori: Berita Nasional
Bagikan:

VAKSINASI COVID19 DOSIS KEDUA BAGI GURU PAUD/TK

Sesuai dengan jadwal vaksinasi dosis kedua pada Bapak dan Ibu Guru PAUD/TK di Wi

VAKSIN COVID 19 AMAN, SEJUMLAH TOKOH MASYARAKAT DAN TOKOH AGAMA DIVAKSIN DI PUSKESMAS PARAKAN

TEMANGGUNG- Puskesmas Parakan melaksanakan vaksinasi Covid19 dengan sasaran toko

PENGUMUMAN HASIL SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI BLUD NON ASN PUSKESMAS PARAKAN TAHUN 2021

Berdasarkan seleksi administrasi, uji komputer, uji kompetensi, dan wawancara pe


Kabupaten Temanggung
PUSKESMAS PARAKAN
Jl. Kosasih Nomor 154 Parakan Kauman, Parakan, Temanggung Kode Pos 56254 Telepon/Fax (0293) 598249 email: pkmparakan@yahoo.co.id
Copyright © 2024