PARAKAN – Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia. Demikian juga di Indonesia. Proporsi PTM menjadi penyebab kematian di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil survei Dinas Kesehatan tiap 5 tahun sekali, pada tahun 2013 sampai tahun 2018 terjadi peningkatan penderita PTM di Temanggung. Penyakit Tidak Menular tersebat diantaranya yaitu Hipertensi, Diabetes Mellitus (DM), Kanker, Jantung koroner, Stroke dan Gangguan jiwa. Padahal, sekali seseorang didiagnosa menderita PTM, maka tidak bisa sembuh. PTM hanya bisa dikendalikan dan dipantau agar tidak menjadi semakin parah. Karena hal tersebut, maka Puskesmas Parakan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung mengadakan pertemuan “Sosialisasi Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular” yang dilaksakakan di Aula Puskesmas Parakan selama dua hari, Senin - Selasa ( 8,9 /7 ).
Pertemuan dihadiri oleh perwakilan kader kesehatan dari 9 desa wilayah kerja Puskesmas Parakan, yaitu desa Parakan Wetan, Campursalam, Wanutengah, Nglondong, Parakan Kauman, Depokharjo, Caturanom, Glapansari dan Sunggingsari. Dalam sambutannya, Kepala Puskesmas Parakan Didik Ponco Budiantoro, SKM mengajak para kader untuk mendukung Puskesmas dan pemerintah dalam mencegah dan menanggulangi PTM di masyarakat, dengan cara mensukseskan Posbindu, menggalakkan Germas serta menyarankan masyarakat penderita PTM disekitarnya agar mau berobat teratur di Puskesmas.
Hadir sebagai narasumber pertemuan ini yaitu Hesti Puspitasari, SKM.MT dan Asif,SKM dari Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, dan dr.Tika Nureka dari Puskesmas Parakan.
“Dari 100% penderita Hipertensi, hanya 30% saja yang menyadari bahwa dia menderita Hipertensi” kata Hesti Puspitasari,SKM.MT, Senin (08/07). Hal ini menunjukkan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk cek kesehatan secara rutin. Jika melakukan cek kesehatan secara rutin, dapat diketahui apakah ia menderita PTM atau tidak. “Sebagian besar masyarakat takut periksa karena takut ketahuan penyakitnya, tugas kita adalah merubah pola pikir masyarakat akan pentingnya deteksi dini penyakit sehingga ia mau periksa kesehatan” lanjutnya.
Deteksi dini serta penanggulangan PTM dapat dilakukan dengan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu). Sasaran Posbindu yaitu masyarakat usia 15 sampai 59 tahun.
Pada hari kedua, peserta diajak untuk praktek dan simulasi pelaksanaan Posbindu. Peserta diajari cara menggunakan alat Body Fat Analysis (BFA), menilai kesehatan mata, serta cara pencatatan buku KMS dan pelaporan Posbindu. Diharapkan dengan kegiatan ini dapat membangkitkan semangat para kader untuk bekerjasama dengan Puskesmas Parakan dalam mencegah dan menanggulangi PTM di masyarakat melalui pembentukan dan pelaksanaan Posbindu. (IstuDa)
Sesuai dengan jadwal vaksinasi dosis kedua pada Bapak dan Ibu Guru PAUD/TK di Wi
TEMANGGUNG- Puskesmas Parakan melaksanakan vaksinasi Covid19 dengan sasaran toko
Berdasarkan seleksi administrasi, uji komputer, uji kompetensi, dan wawancara pe
Tinggalkan Komentar